Senin, 25 April 2011

untuk risma tersayang




HAMPA

kepada Sri yang selalu sangsi

Sepi di luar, sepi mendesak-desak
Lurus-kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak
Sepi memagut
Tak suatu kuasa-berani melepaskan diri
Segala menanti. Menanti-menanti.
Sepi.
Dan ini menanti penghabisan mencekik
Memberat-mencengkung punda
Udara bertuba
Rontok-gugur segala. Setan bertampik
Ini sepi terus ada. Menanti. Menanti.

(Chairil Anwar,Maret 1943)

mungkin bagi Chairil Anwar puisi diatas untuk seseorang yang bernama Sri, tapi bagi puisi diatas untuk kamu Risma, "HAMPA" ya itulah aku saat ini,, hampa hidup tanpa kamu..



buat tunanganku Mirat

bersandar pada tari warna pelangi
kau depanku bertudung sutra senja
di hitam matamu kembang mawar dan melati
harum rambutmu mengalun bergelut senda

sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
meriak muka air kolam jiwa
dan dalam dadaku memerdu lagu
menarik menari seluruh aku

hidup dari hidupku, pintu terbuka
selama matamu bagiku menengadah
selama kau darah mengalir dari luka
antara kita Mati datang tidak membelah…

Buat miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri,
dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di
alam ini!
Kucuplah aku terus, kucuplah
Dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku…

(Chairil Anwar,18 Januari 1944


Risma sayang mungkin dengan dua puisi dari Chairil Anwar ini kamu bisa memaafkan aku, dan kita dapat menjalin hubungan seperti dulu lagi...
heheh, maaf ma tadinya kau ingin bikin puisi sendiri tapi ga bisa, jadi aku pake puisi sang maestro..
ma mungkin aku kasar kemarin, dan sudah kelewat batas tapi jujur kemaren itu aku hanya bercanda ga ada maksud lebih,,
aku lebih suka kamu yang sekarang ga kurang ga lebih..
Ma mau ya jadi pacar aku lagiii..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar